Selasa, 16 Oktober 2012

SOAL UN 2013

Kemdikbud meluncurkan wacana baru mengenai pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 yaitu akan membuat 20 paket soal berbeda bagi masing-masing peserta UN. Artinya, setiap siswa akan mengerjakan soal yang berbeda-beda sebab dalam satu ruang ujian, maksimum diisi 20 peserta. Konon, hal ini bertujuan untuk meminimalisasi kecurangan UN, misalnya siswa tidak bisa lagi saling mencontek. Apakah hal ini benar?

Guru yang paham tentang UN akan segera paham bahwa masalah kecurangan dalam UN bukan semata mengenai banyaknya paket soal. Tahun 2012 paket soal sebanyak 5 buah, artinya dalam satu ruang UN ada maksimum 4 siswa yang mengerjakan soal dengan paket sama. Lantas apakah mereka saling bekerja sama?
Jika iya, dan masalahnya tunggal demikian, maka solusi membuat 20 paket soal untuk 1 ruang ujian sangat tepat.

Namun masalahnya jika mereka tidak bekerja sama di dalam ruang ujian, misalnya mereka saling memberi jawaban di luar ruang ujian, membuat paket soal sebanyak 20 buah menjadi tidak tepat. Mestinya membuat 1000 paket sehingga tidak ada satu peserta pun yang akan mencontek temannya, ini jika dalam satu sekolah peserta UN-nya tidak lebih dari 1000 siswa.

Mungkin ada solusi lain yang paling tepat berkaitan dengan teknis UN, yaitu pengawas diberi hak sebebas-bebasnya untuk membagi paket soal kepada siswa tanpa melihat tempat duduk, nomor peserta, atau lainnya. Naskah soal dibagi secara acak, kemudian siswa mengerjakan soal tersebut , JADI SEANDAINYA SISWA COBA-COBA MENCARI KUNCI JAWABAN UN, ATAU ADA ORANG BAIK HATI MEMBAGI-BAGI KUNCI JAWABAN UN, mereka akan kecele sebab mereka tidak tahu akan mendapat paket berapa. Kalau ada 20 paket, maka SISWA atau ORANG BAIK HATI itu akan kerepotan karena harus membuat 20 kunci jawaban via-SMS misalnya. Apalagi jika paket soalnya ada 1000 buah, ini akan lebih bagus lagi. Syukur-syukur butir soalnya bukan sekedar beda nomor, sama isinya karena cuma diacak, tetapi betul-betul berbeda dan yang sama hanya kisi-kisinya saja.

Mudah-mudahan Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyadari hal ini. Jangan kaget nanti kalau kelulusan UN nasional rata-rata cuma 30% lebih sedikit, sebab memang itu realitanya. Selama ini kita cuma ditipu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga kelulusan UN bisa fantastis mendekati 100% dan nilai rata-rata UN juga fantastis mendekati 10. Bohong.

=======================================================16/10/2012=   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar